AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Dewan juri yang saya hormati dan jama’ah sekalian yang saya sayangi,
Pertama dan yang paling utama marilah kita senantiasa memenjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmatNya kita masih dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat tanpa halangan suatu apapun.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat dan para penegak sunnahNya, semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiiin.
Jama’ah yang saya hormati,
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sedikit materi tentang amar ma’ruf nahi munkar.
Mungkin sebagian di antara kita bertanya-tanya, apa itu ma’ruf dan apa itu munkar.
Dalam bahasa mudahnya ma’ruf adalah kebaikan atau perbuatan yang akan mendapatkan pahala sedangakan munkar adalah keburukan atau perbuatan yang menyebabkan dosa.
Ada suatu penjelasan yang disampaikan oleh Rasulullah saw, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Darimiy :”Mintalah pendapat kepada hatimu, kebaikan adalah apa yang dapat menyebabkan jiwa dan hatimu tenteram sedangkan keburukan adalah apa yang menggelisahkan hatimu”.
Jadi pada dasarnya hati kita semua tahu mana itu yang baik dan mana itu yang buruk, hanya saja saat ini terkadang kebanyakan orang sekedar tahu bahkan tidak mau tahu. Mereka menganggap asalkan menyenangkan dianggap baik, asal bisa membuat perut kenyang dianggap baik, padahal belum tentu baik di hadapan Allah.
Sebagai contoh : misalkan kita pergi mengaji, pasti perasaan kita senang, nyaman, tenteram, tetapi kadang kita malu karna sudah besar, kita gengsi, takut tidak gaul sehingga lama kelamaan orang tersebut membenci mengaji.
Sebaliknya, ketika hendak mengambil yang bukan miliknya tanpa ijin pada yang punya, maka pasti sebenarnya ada rasa takut, gelisah dan sebagainya. Itu disebabkan karena hati kita tahu bahwa apa yang sebenarnya kita kerjakan itu adalah suatu keburukan.
Namun, jika kebaikan itu terus menerus kita jauhi, kita anggap buruk, kita benci maka yang sebenarnya baik itu akan kita nilai buruk, tetapi jika keburukan itu terus dilakukan maka perasaan takut itu pun hilang dan menganggap itu adalah hal yang biasa-biasa saja. Dalam hal ini, dikarenakan hati telah terkotori.
Hadirin yang saya hormati,
Kita sebagai orang muslim mempunyai kewajiban untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali-Imran ayat 110 :
• ••
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk ma-nusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110).
Jadi menurut firman Allah tersebut kita in adalah umat terbaik, kita terbaik disbanding makhuk-makhuk Allah yang lain karena manusia dianugerahi akal. Dengan akal manusia harus bisa berpikir mana itu yang baik dan mana itu yang buruk. Mana yang halal dan mana haram, mana perintah dan mana larangan.
Manusia tidaklah sempurna, terkadang salah terkadang lupa, oleh sebab itulah Allah perintahkan kepada kita untuk saling mengingatkan. Upaya mengajak kepada kebaikan dan mencegah ke-mungkaran tidak merupakan kewajiban individu tertentu saja, tetapi merupakan kewajiban setiap muslim, laki-laki atau perempuan, sesuai dengan kemampuan dan ilmunya.
Dewan juri yang saya hormati dan jama’ah sekalian yang saya sayangi,
Sungguh merugi orang-orang yang tidak mau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Karena jikalau setiap orang tidak mau saling mengingatkan maka pertanda suatu kelompok tersebut sudah rusak moralnya karean tidak ada lagi saling mengingatkan. Yang ada hanyalah keburukan/kejahatan yang merajalela.
Oleh sebab itu orang yang tidak mau saling menasehati itu akan benar-benar merugi. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-‘Asr ayat 1-3
•
1. demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Hadirin yang saya hormati,
Jadi telah jelas bahwa Allah telah bersumpah “Demi masa”, maka kita sebagai orang beriman hendaknya bersegera untuk memenfaatkan waktu untuk berbuat kebaikan agar kita semua tidak merugi, karena pada surat Al-‘Asr tersebut dijelaskan bahwa semua manusia itu dalam keadaan merugi, dan orang yang tidak merugi dalam hidupnya ada 3 :
1. Orang yang beriman
2. Orang yang mau mengerjakan amal shalih, dan
3. Orang yang mau saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Jama’ah yang saya hormati,
Selanjutnya bagaimana sikap kita jika di sekitar kita ada kejahatan atau kemungkaran?
Jawabannya : Tentu saja kita harus bersikap dalam menghadapi kemungkaran tersebut,
1. jika kita mampu dengan kekuatan/ kekuasaan maka kita ubah dengan kekuatan kita,
2. jika tidak mampu dengan kekuatan maka kita ingatkan dengan lisan/ nasehat kita.
3. Jika dengan nasehat pun kita tidak mampu, maka paling tidak dengan hati kita tidak senang pada keburukan tersebut, dan yang ketiga ini adalah selemah-lemah iman.
Sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam :
(( مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَالِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ ))
“Barangsiapa melihat kemungkaran maka ubahlah ia dengan tangannya, jika tidak mungkin maka dengan lisannya, jika tidak mungkin maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
Jama’ah yang saya hormati,
Lalu bagaimana kita harus memulai?
darimana kita harus mengawali untuk berbuat kebaikan?
Jawaban dari pertanyaan tersebut terdapat dalam al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 27 Allah SWT berfirman :
..........
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ...........
Dari ayat tersebut telah dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada kita orang yang beriman untuk menjaga diri kita sendiri, kemudian keluarga kita agar terhindar dari api neraka. Dan tidak ada cara lain untuk menghindari api neraka kecuali dengan berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan..
Oleh sebab itu untuk memulai kebaikan itu kita awali dari diri sendiri, keluarga kemudian lingkungan sekitar kita.
Demikian yang dapat saya sampaikan ada kurang dan lebihnya mohon maaf, dan marilah kita berdo’a memohon kepada Allah, semoga kita ditunjukkan pada yang benar itu tampak benar dan kita diberi kekuatan agar mampu manjalankannya, dan semoga Alloh tujukkan kepada kita yang salah itu tampak salah dan kita diberi kekuatan untuk menjauhinya. Aamiiin ya rabbal ‘alamiin.
Posting Komentar
Yang mau berkomentar monggo.....